Kamis, 08 Oktober 2015

Layanan Informasi, Keamanan, Context Aware & Event Base, Perbaikan Sumber

Pengertian Layanan Informasi
Menurut Prayitno &Erman Amti (2004:259-260)layanan informasi adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal  yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah  suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian, layanan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan konseling.
Menurut Budi Purwoko (2008:52)penyajian informasi dalam rangka program bimbingan ialah kegiatan membantu siswa dalam mengenali lingkungannya, terutama tentang kesempatan-kesempatan yang ada didalamnya, yang dapat dimanfaatkan siswa baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Penyajian informasi itu dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada para siswa sehingga ia dapat menggunakan informasi itu baik untuk mencegah atau mengatasi kesulitan yang dihadapinya, serta untuk merencanakan masa depan. Perencanaan kehidupan ini mencakup, kehidupan dalam studinya, dalam pekerjaannya, maupun dalam membina keluarga.
SedangkanWinkel &Sri Hastuti (2006: 316-317) menjelaskan bahwa layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Program bimbingan yang tidak memberikan layanan pemberian informasi akan menghalangi peserta didik untuk berkembang lebih jauh, karena mereka membutuhkan kesempatan untuk mempelajari data dan fakta yang dapat mempengaruhi jalan hidupnya. Namun,mengingat luasnya informasi yang tersedia dewasa ini, mereka harus mengetahui pula informasi manakah yang relevan untuk mereka dan mana yang tidak relevan, serta informasi macam apa yang menyangkut data dan fakta yang tidak berubah dan yang dapat berubah dengan beredarnya roda waktu.
Dari beberapa pengertian tentang layanan informasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa layanan informasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membekali para siswa tentang berbagai macam pengetahuan supaya mereka mampu mengambil keputusan secara tepat dalam kehidupannya.
2.1.2Tujuan Layanan Informasi
Menurut Budi Purwoko (2008:52)tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian informasi adalah sebagai berikut:
1.      Para siswa dapat mengorientasikan dirinya kepada informasi yang diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.
2.      Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.
3.      Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana memperoleh informasi.
4.      Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuanya.
Sementara Ifdil menjelaskan tujuan layanan informasi ada dua macam yaitu secara umum dan khusus.Secara umum agar terkuasainya informasi tertentu sedangkan secara khusus terkait dengan fungsi pemahaman (paham terhadap informasi yang diberikan) dan memanfaatkan informasi dalam penyelesaian masalahnya. Layanan informasi menjadikan individu mandiri yaitu memahami dan menerima diri dan lingkungan secara positif, objektif dan dinamis, mampu mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya tersebut dan akhirnya dapatmengaktualisasikan dirinya (konselingindonesia. com/2008).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan informasi adalah  supaya para siswa memperoleh informasi yang relevan dalam rangka memilih dan mengambil keputusan secara tepat guna pencapaian pengembangan diri secara optimal. Dalam penelitian ini tujuan dari layanan informasi adalah membekali siswa dengan berbagai informasi tentang potensi diri sehingga siswa mampu meningkatkan pemahaman potensi diri guna mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
2.1.3 Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi
Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:260-261)ada tiga alasan utama mengapa layanan informasi perlu diselenggarakan.
1)      Membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.
2)      Memungkinkan individu dapat menentukan arah  hidupnya “kemana dia ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu.
3)      Setiap individu adalah unik.
Sedangkan Winkel &Sri Hastuti (2006:317) menjelaskan, ada tiga alasan pokok mengapa layanan pemberian informasi merupakan usaha vital dalam keseluruhan program bimbingan yang terencana dan terorganisasi.
1)      Siswa membutuhan informasi yang relevan sebagai masukan dalam mengambil ketentuan mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan untuk memangku jabatan  dimasyarakat.
2)      Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berfikir lebih rasional tentang perencanaan masa depan dan tuntutan penyesuaian diri dari pada mengikuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan kenyataan  dalam lingkungan hidupnya.
3)      Informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan bertambahnya umur dan pengalaman.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan penyelenggaraan layanan informasi adalah karena siswa membutuhkan informasi yang relevan sebagai bekal dalam menghadapi berbagai macam dinamika kehidupan secara positif dan rasional, baik sebagai pelajar maupun anggota masyarakat. Terkait dengan penelitian ini, ada dua alasan penyelenggaraan layanan informasi.Pertama, untuk membuktikan bahwa layanan informasi bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap potensi diri.Kedua,disadari atau tidak siswa sangat membutuhkan informasi tentang pemahaman potensi diri sebagai modal awal dalam menggapai cita-cita dan tujuan hidup yang mereka inginkan.
2.1.4        Jenis-jenis Informasi
Menurut Prayitno &Erman Amti (2004:261-268)pada dasarnya jenis dan jumlah informasi tidak terbatas. Namun, khusunya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu (a) informasi pendidikan, (b) informasi pekerjaan, (c) informasi sosial budaya.
1)      Informasi pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan. Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan (a) pemilihan program studi, (b) pemilihan sekolah fakultas dan jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan program studi, (d) penyesuaian diri dengan suasana belajar, dan (e) putus sekolah. Mereka membutuhkan adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana.
2)      Informasi jabatan
Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.
3)      Informasi sosial budaya
Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan kepercayaan, bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat atau daerah tertentu.
Budi Purwoko (2008:53) juga menjelaskan, jenis-jenis informasi yang penting bagi para siswa waktu masih sekolah, misalnya informasi tentang:
1)      Kondisi fisik sekolahnya, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para karyawan, bagian administrasi, dan sebainya.
2)      Informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari kurikulum yang berlaku.
3)      Informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para pembimbingnya.
4)      Informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari doktor, para perawat kesehatan
Sedangkan Winkel &SriHastuti (2006:318) memberikan gambaran bahwa data dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga tipe dasar, yaitu :
1)      Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat.
2)      Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan/corak pekerjaan tertentu.
3)      Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.
Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia meliputi, pemahaman diri dan orang lain, pembinaan jalinan hubungan yang sehat dengan teman sebaya, pendidikan seks, fase-fase dalam kehidupan manusia dewasa, pemahaman dan penyesuain diri terhadap kondisi dalam lingkungan keluarga dan perawatan kesehatan jasmani dan penampilan diri (Winkel & Sri Hastuti, 2006).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi layanan informasi pada dasarnya tidak terbatas.Khusus dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa dibedakan menjadi empat tipe yaitu, informasi dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.Namun demi tercapainya tujuan dari layanan informasi maka materi informasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan layanan informasi itu sendiri. Kaitannya dengan penelitian ini maka materi layanan informasi yang akan diberikan adalah  informasi tentang berbagai macam jenis potensi diri yang dimiliki oleh siswa yang sangat mungkin untuk dikembangkan guna mencapai prestasi dan kualitas hidup yang terbaik.
2.1.5        Metode Layanan Informasi
Menurut Prayitno &Erman Amti (2004:269-271) Pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
1)      Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap petugas bimbingan disekolah.
2)      Diskusi
Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri mapun oleh konselor, atau guru.
3)      Karya Wisata
Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok. Pertama, membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka. Kedua, memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat membantu pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan dan berbagai masalah dalam masyarakat.
4)      Buku panduan
Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi, buku panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi yang berguna.
5)      Konferensi karier
Selain melalui teknik-teknik yang diutarakan diatas, penyampaian informasi kepada siswa dapat juga dilakukan melalui konferensi karier. Dalam konferensi karier para nara sumber dari kelompok-kelompok usaha, jawatan atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundang, mengadakan penyajian berbagai aspek program pendidikan  dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.
Sedangkan menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1993: 82) menjelaskan bahwa teknik yang digunakan dalam layanan informasi adalah sebagai berikut:
1)      Ceramah
2)      Diskusi atau Tanya jawab
3)      Bacaan buku, selebaran dan brosur
4)      Gambar, slide, pemutaran film
5)      Karyawisata
6)      Melalui mata pelajaran tertentu
7)      Melalui kelas khusus
8)      Hari karier
9)      Hari perguruan tinggi
10)  Wawancara dalam rangka konseling
Dari berbagai jenis metode yang digunakan dalam pemberian layanan informasi maka dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah ceramah, diskusi/tanya jawab dan audio visual.
Layanan Keamanan

Layanan keamanan adalah suatu yang sangat penting untuk menjaga agar suatu data dalam jaringan tidak mudah terhapus atau hilang. Sistem dari keamanan ini juga membantu untuk mengamankan jaringan tanpa menghalangi penggunaannya dan menempatanya. Jika ketika jaringan berhasil ditembus. Keamanan jaringan di sini adalah memberikan peningkatan keamanan tertentu untuk jaringan serta untuk memantau dan memberikan informasi jika sesuatu berjalan tidak seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan. Seperti contohnya dengan menggunakan Firewall dan juga anti virus yang ada.


Layanan Context Aware & Event Base

Dalam ilmu komputer terdapat pernyataan bahwa perangkat komputer mempunyai kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalamnya. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness.

Context-awareness merupakan kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan yaitu data dasar user, lokasi user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan acara pesta ulang tahunnya, maka context-aware pada mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan acara ulang tahun dan akan menolak semua panggilan telepon yang tidak berkaitan dengan acara tersebut. Pada sekarang ini sangat dibutuhkan suatu teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi user untuk mengakses informasi setiap saat user membutuhkannya. Yang disebut context-aware computing yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan akan menjadi trend yang penting untuk dikembangkan kedepannya. Dengan adanya context aware, user tidak perlu selalu memberikan input yang secara eksplisit untuk membuat komputer menjalankan tugas-tugasnya.
Beberapa bagian dari context awareness telah mulai dikembangkan. Misalnya LBS: location-based service. Ketika user mencari keyword tertentu, maka user akan memperoleh hasil yang dibutuhkan tergantung pada posisi user itu berada. Ini juga dapat digabungkan dengan beberapa data dan informasi yang di inputkan dari user. Sebagai contoh user tersebut mencari data lokasi dimana posisi keberadaan user sekarang berada.






Layanan Perbaikan sumber (Resource Discovery Service)

Layanan telematika yang terakhir adalah layanan perbaikan sumber. Resource Discovery Service (RDS) adalah sebuah layanan yang berfungsi untuk penemuan layanan utilitas yang diperlukan. The RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan.

Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada umunya. Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.
Kebutuhan akan SDM dapat dilihat dari bidang ekonomi dan bidang politik, yaitu :
·         Dilihat dari bidang ekonomi
Pengembangan telematika ditujukan untuk peningkatan kapasitas ekonomi, berupa peningkatan kapasitas industry produk barang dan jasa.
·         Dilihat dari bidang politik
Bagaimana telematika memberikan kontribusi pada pelayanan public sehingga menghasilkan dukungan politik.
Dari kedua bidang tersebut diatas kebutuhan terhadap telematika akan dilihat dari dua aspek, yaitu :
1.     Pengembangan peningkatan kapasitas industry.
2.    Pengembangan layana publik.
Sasaran utama dalam upaya pengembangan SDM telematika yaitu sebagai berikut :
a)    Peningkatan kinerja layanan public yang memberikan akses yang luas terhadap peningkatan kecerdasan masyarakat, pengembangan demokrasi dan transparasi sebagai katalisator pembangaunan.
b)   Literasi masyarakat di bidang teknologi telematika yang terutama ditujukan kepada old generator dan today generation sebagai peningkatan, dikemukakan oleh Tapscott.

Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar